(SPNEWS) Bahodopi, Tungku smelter milik PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) yang merupakan anak usaha Tsingshan Group asal Tiongkok (24/12/23) sekitar jam 05.30 Wita meledak. Ironinya kejadian ini bukanlah kali pertama kecelakaan kerja yang terjadi di Kawasan industri Nikel terbesar di Asia Tenggara.
Menurut kesaksian karyawan Bagian Ferosilikon PT. ITSS bahwa kejadian tersebut saat itu sedang melakukan perbaikkan tungku, kemudian melakukan pemasangan plat besi pada bagian tungku tersebut sehingga mengakibatkan ledakan yang memicu beberapa tabung oksigen disekitar area juga ikut meledak.
Tercatat sementara, saat ini yang menjadi korban ledakan tungku sebanyak 52 orang TKA dan TKI, 13 orang meninggal dunia, 5 diantaranya TKA Tiongkok dan selebihnya mengalami luka bakar ringan hingga berat dalam pertolongan medis. Saat ini semua korban masih dirawat di klinik 1 dan Klinik 2 PT. IMIP, namun dengan keterbatasan fasilitas dan daya tampung yang besar sehingga para korban di rujuk ke RSUD Morowali untuk penanganan lebih lanjut. Ketua PSP SPN PT. Ocean Sky Metal Industry (OSMI) Patriansyah juga menjadi salah satu korban ledakan mengalami luka bakar dirujuk ke RSUD Morowali.
Wakil Ketua Bidang Advokasi DPC SPN Kabupaten Morowali Andi Hamka yang saat ini sedang berada di Klik PT. IMIP mengatakan bahwa korban belum bisa di identifikasi nama-namanya karena id-card yang karyawan pakai sudah tidak ada.
“Saat ini saya sedang berada di Klinik IMIP bersama beberapa rekan Pengurus SPN, namun hingga kini kami belum bisa mendapatkan nama-nama yang menjadi korban ledakan karena id-card maupun identitas lainnya yang di pakai tidak ada, sebagian ikut terbakar dan sebagiannya lagi baju mereka sudah di buka demi pengobatan. Ketua PSP SPN PT.OSMI Patriansyah yang juga menjadi korban ledakan sudah dipindahkan ke RSUD Morowali di dampingi oleh Iwan selaku Ketua DPC SPN Kabupaten Morowali. Ungkapnya
Dengan adanya kejadian ini pihak pengusaha maupun pemerintah harus bertanggung jawab penuh karena ini bukan pertama kalinya terjadi kecelakaan kerja yang memakan korban jiwa. Saat ini kami fokus terlebih dahulu dengan penanganan medis korban, setelahnya kami akan meminta pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat agar tidak tinggal diam saja. Peran pemerintah dalam pengawasan ketenagakerjaan juga besar. Lanjutnya
Sementara Iwan selaku Ketua DPC SPN Kabupaten Morowali yang sedang berada di RSUD Morowali belum bisa dimintai keterangan terkait kondisi para korban saat ini.
SN-08/Editor