​Amerika berada diambang perang dagang dengan China, diharapkan Indonesia khususnya pengusaha sepatu mendapatkan keuntungan dari keadaan ini

(SPN News) Jakarta, Produsen sepatu asal Indonesia menunggu langkah strategis yang diambil Amerika Serikat atas produk – produk dari China. Sekretaris Jenderal Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Binsar Marpaung menuturkan pihaknya belum merasakan lonjakan signifikan permintaan dari Amerika Serikat terkait rencana perang dagang dengan China.

“Belum ada kenaikan apalagi berita terakhir Trump mundur lagi setelah China mengancam akan membalas atas produk-produk Amerika diekspor ke China,” kata Binsar, Senin (26/3/2018).

Dalam 5 tahun terakhir AS menjadi negara utama tujuan utama ekspor sepatu Indonesia. Berdasarkan data asosiasi, nilai ekspor sepatu asal Indonesia mencapai US$3,5 miliar per September 2017. Pasar AS menyumbang 28% atau setara US$995,49 dari nilai pasar itu, menyusul Belgia senilai US$261,99 juta, diikuti  Jepang US$237,19 juta (6,7%),  Jerman US$218 juta (6,2%), Inggris US$171,30 juta (4,8%),

Baca juga:  MIMPI BURUH PEREMPUAN

Sementara itu, sepanjang Januari—Februari 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lima produk ekspor terbesar Indonesia ke Amerika Serikat meliputi pakaian dan aksesori bukan rajutan sebesar US$398,83 juta, pakaian dan aksesori rajutan US$342,41 juta, karet serta barang olahan US$342,41 juta, produk perikanan US$245,35 juta serta produk sepatu dan alas kaki US$224,91juta.

Ekspor Indonesa dalam 2 bulan pertama tahun ini ke AS mencapai US$2,83 miliar. Nilai ekspor ini jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 tumbuh 1,74%.

China mengumumkan rencana memberlakukan tarif impor terhadap barang Amerika Serikat senilai Rp41,4 triliun sebagai balasan atas pemberlakuan serupa oleh AS atas produk baja dan aluminium China.

Baca juga:  TAK LAPORKAN 71 PEKERJA TERPAPAR COVID-19, PT SANTOS JAYA ABADI DIBERI SANKSI

Langkah tersebut membuat dua ekonomi terbesar dunia itu di ambang perang perdagangan. Kementerian Perdagangan China mempertimbangkan tarif 15%  untuk produk AS, termasuk buah kering, anggur, dan pipa baja serta 25% untuk produk daging babi dan aluminium daur ulang.

China mengumpulkan daftar 128 produk AS, yang bisa dibidik jika kedua negara itu tidak mencapai kesepakatan tentang masalah perdagangan.

Shanto dikutip dari Bisnis.com/Editor