Ilustrasi Inflasi

BPS umumkan inflasi Indonesia 2020 sebesar 1,68 persen

(SPNEWS) Jakarta, Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat laju inflasi pada Desember 2020 sebesar 0,45 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender pada Januari hingga Desember 2020 tercatat 1,68 persen dan inflasi tahunan 1,68 persen.

“Inflasi desember banyak dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas antara lain adalah cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit dan tarif angkutan udara,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi video, (4/1/2021).

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,49 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,03 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen.

Baca juga:  KASUS E-KTP NEGARA RUGI APALAGI RAKYAT !!!

Selain itu juga kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,08 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen; kelompok transportasi sebesar 0,46 persen; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,27 persen.

Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,01 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,29 persen. Sementara kelompok yang tidak mengalami perubahan, yaitu kelompok pendidikan.

Untuk inflasi inti 1,60 persen dengan andil 1,05 persen. Inflasi harga diatur pemerintah sebesar 0,25 persen dengan andil 0,04 persen. Sedangkan harga bergejolak inflasi 3,62 persen dengan andil 0,50 persen.

Baca juga:  MEDIASI KASUS UPAH DAN THR PT INDRATEKS

Untuk komponen energi terjadi deflasi -0,90 persen memiliki andil -0,08 persen dan komponen bahan makan inflasi 3,48 persen dengan andil 0,62 persen.

Dari 90 kota yang disurvei, 87 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi Gunungsitoli sebesar 1,87 persen. Utamanya disebabkan oleh kenaikan harga cabai merah dengan andil 0,64 persen, cabai rawit andil 0,38 persen.

“Kemudian inflasi terendah terjadi di Kota Tanjung Selor sebesar 0,05 persen,” ujarnya.

Deflasi tertinggi, kata dia, terjadi di Luwuk -0,26 persen. Hal itu utamanya andil dari harga cabai merah yang 0,1 persen, kemudian angkutan udara 0,09 persen. Deflasi terendah ada di Ambon sebesar -0,07 persen.

SN 09/Editor