Sejumlah perusahaan di Provinsi Jawa Tengah khususnya Boyolali kekurangan ribuan tenaga kerja
(SPN News) Surakarta, Kementerian Perindustrian memperkirakan kebutuhan tenaga kerja di industri tekstil mencapai 3,5 juta pada tahun ini. Sejumlah sentra industri tekstil pun kekurangan tenaga kerja di tengah masih tingginya jumlah pengangguran secara nasional.Direktur Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, sejumlah perusahaan di Jawa Tengah kesulitan mencari tenaga kerja. Salah satunya di Boyolali, Jawa Tengah.
“Di Boyolali ini cari tenaga kerja 5.000 orang saja susahnya setengah mati sehingga Kementerian Perindustrian mendorong percepatan penyiapan SDM khususnya investasi baru di sektor industri tekstil,” katanya di Akademi Komunitas Tekstil Surakarta, Senin (12/3/2018). Sigit mengatakan, kebutuhan tenaga kerja di sektor ini akan semakin besar karena pertumbuhan industri ini mulai pulih. Pada tahun-tahun sebelumnya, industri tekstil tumbuh negatif.
Tetapi pada tahun ini, pemerintah menargetkan industri tekstil bisa tumbuh 3,45 %
“Jadi, ini merupakan suatu loncatan yang tadinya minus satu, kita mampu tumbuh 3,45 %. Ini harus kita pertahankan dengan menyiapkan SDM seperti saat ini kita lakukan,” ujarnya menambahkan.
Ada pun terobosan yang dilakukan oleh Kemenperin untuk meningkatkan kualitas SDM yakni dengan melakukan pelatihan yang terlaksana di Pulau Jawa. Tak hanya pelatihan saja, dukungan peralatan industri tekstil yang memadai juga perlu dilakukan. Dengan dibutuhkannya peralatan yang memadai menggunakan sistem digitalisasi, maka revolusi industri 4.0 bisa berjalan. Apalagi menurutnya, di era teknologi seperti sekarang ini, digitalisasi menjadi salah satu syarat penting agar industri bisa kompetitif.
Kemenperin juga menargetkan pada tahun 2019 bisa mencetak satu juta tenaga kerja vokasi industri tekstil siap pakai. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan industri tekstil yang diperkirakan ekspansif di tahun-tahun mendatang.
Shanto dikutip dari INews.id/Editor