(SPN News) Indonesia kembali menjadi sasaran teror bom. Ledakan nom terjadi di kawasan Terminal Kampung Melayu Jakarta Timur pada Rabu 24 Mei 2017 malam. Ledakan terjadi di sekitar halte bus Transjakarta. Duka menyelimuti bagi semua korban dan keluarganya, sudah selayaknya simpati beserta dukungan diberikan bagi keluarga korban.
Menurut informasi yang beredar baik di media cetak, elektronik maupun Online, ledakan terdengar di kawasan Kampung Melayu sekitar pukul 21.00 WIB dan terjadi 2 (dua) kali. Korban berjatuhan. Tiga polisi gugur. Lima polisi dan lima warga terluka. Adapun dua terduga pelaku peledakan tewas di lokasi.
Kecaman terhadap pelaku peledakan bom Kampung Melayu ini pun langsung berdengung di media sosial. Dan tanda pagar #KamiTidakTakut pun sontak berkumandang, menyusul hashtag yang lebih “senior” seperti #PrayForJakarta. Ucapan belasungkawa dari petinggi negeri muncul dari Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki, yang mewakili Presiden Joko Widodo.
Indonesia mempunyai sederet luka akibat teror. Dua guncangan Bom Bali telah memberikan luka trauma yang mendalam sehingga membuat orang lupa akan Bali sebagai magnet tujuan pariwisata. Belum lagi aksi di Jakarta, seperti ledakan di depan Kedutaan Besar Australia atau di Hotel JW Marriot. Belum aksi teror bom yang berlangsung secara sporadis seperti di Cirebon dll.
Ada hal yang harus diwaspadai bahwa kalau dahulu teror bom menyasar tempat-tempat yang banyak didatangi atau punya kaitan dengan ekspatriat dan kepentingan negara lain. Sebaliknya peristiwa-peristiwa terkini yang menguarkan aroma teror, tampaknya malah menyasar orang-orang biasa, bahkan sama-sama orang Indonesia. Seperti yang terjadi di halte bus Transjakarta, yang mayoritas penggunanya adalah rakyat Indonesianya kebanyakan. Terminal Kampung Melayu itu ya kalau ditilik isinya orang-orang Indonesia semua, paling banter yang mau balik ke Bekasi, Pondok Gede, Cibubur, atau yang terdekat Cawang dan sekitarnya.
Penting bagi kita semua untuk waspada, bahwa teror bisa terjadi di mana saja, kapan saja dan pada siapa saja. Kita harus melawan teror ini dengan sikap tidak menunjukkan ketakutan atau kekhawatiran berlebihan tetapi tetap saja kita semua berkewajiban untuk meningkatkan kewaspadaan.
Shanto dikutip dari berbagai sumber/Coed