Ilustrasi

(SPNEWS) Jakarta, Ekonomi global dihadapkan pada situasi yang tidak baik. International Monetary Fund (IMF) bahkan mengatakan, ekonomi menghadapi ujian terbesarnya sejak Perang Dunia ke-2.

“Kami menghadapi potensi pertemuan bencana,” kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva seperti dikutip dari CNN, Selasa (24/5/2022).

Dia mengingatkan, invasi Rusia ke Ukraina telah memperparah dampak pandemi COVID-19, membebani pemulihan ekonomi dan mengerek inflasi karena biaya makanan dan bahan bakar melonjak.

Naiknya suku bunga acuan juga memberikan dampak pada tekanan negara, perusahaan dan rumah tangga dengan utang yang semakin besar.

Guncangan pada pasar dan kendala rantai pasok yang sedang berlangsung juga menimbulkan risiko. Hal itu ditambah dengan adanya perubahan iklim.

Baca juga:  UPAH PEKERJA DIRUMAHKAN DIBAYAR TIDAK SESUAI DENGAN KESEPAKATAN

Kepala International Energy Agency (IEA) mendesak negara-negara untuk membuat pilihan investasi yang tepat dalam merespons kekurangan bahan bakar fosil yang dipicu oleh serangan Rusia ke Ukraina.

“Beberapa orang mungkin menggunakan invasi Rusia ke Ukraina sebagai alasan untuk … gelombang baru investasi bahan bakar fosil,” kata Kepala IEA Fatih Birol.

“Ini akan selamanya menutup pintu untuk mencapai target iklim kita,” tambahnya.

Tantangan ekonomi dalam laporan terbaru OECD menunjukkan, PDB gabungan negara-negara G7 menyusut 0,1% pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan dengan periode kuartal sebelumnya.

“Kita tidak bisa menyelesaikan masalah jika kita hanya fokus pada satu masalah,” kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck.

Baca juga:  SOSIALISASI PROTOKOL KEBEBASAN BERSERIKAT

“Jika tidak satu pun dari masalah ini diselesaikan, saya khawatir, kita akan melihat resesi global – dengan implikasi besar, tidak hanya untuk iklim, untuk perlindungan iklim, tetapi untuk stabilitas global,” sambungnya.

SN 09/Editor