Ilustrasi
Berdasarkan laporan Sri Mulyani, APBN 2020 Indonesia telah mencatatkan defisit sebesar Rp 956,3 triliun. Angka itu setara dengan 6,09 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)
(SPNEWS) Jakarta, Pemerintah Indonesia akhirnya mengumumkan akan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Jawa dan Bali. Disaat bersamaan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020.
Berdasarkan laporan Sri Mulyani, APBN 2020 Indonesia telah mencatatkan defisit sebesar Rp 956,3 triliun. Angka itu setara dengan 6,09 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Adapun total pendapatan negara sepanjang 2020 adalah Rp 1.633,6 triliun. Angka ini adalah 96,1 persen dari target yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 72/2020 dan 16,7 persen di bawah realisasi 2019.
“APBN 2020 awalnya didesain sebagai APBN yang sehat dengan defisit 1,76 persen PDB,” jelas Sri Mulyani (6/1/2020). “Dengan pandemi terjadi perubahan yang luar biasa, defisit naik dari 1,76 persen menjadi 6,09 persen. Keseimbangan primer juga mengalami lonjakan dari hanya Rp 12 triliun menjadi Rp 642,2 triliun.”
Wanita yang akrab disapa dengan nama Ani juga melaporkan penerimaan pajak tercatat Rp 1.070 triliun atau 89,3 persen dari target. Padahal, pencapaian tahun sebelumnya 19,7 persen lebih tinggi. Sedangkan penerimaan kepabeanan dan cukai adalah Rp 212,8 triliun, 3,5 persen di atas target di Perpres No 72/2020 tetapi 0,3 persen di bawah realisasi 2019.
Sri Mulyani menjelaskan jika dibandingkan dengan negara lain, defisit itu masih lebih rendah. Ia mencontohkan situasi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat mencapai defisit 18,7 persen. Lalu ada juga Prancis dengan defisit hampir 11 persen, Tiongkok dekati 12 persen, dan India 13,1 persen.
Kondisi serupa juga terjadi di ASEAN. Sri Mulyani bahkan mengklaim defisit di Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara. Sebut saja Malaysia dengan defisit 6,5 persen, Filipina 8,1 persen, dan Thailand 5,2 persen.
Karena itu, Sri Mulyani mengatakan situasi ekonomi di Tanah Air hingga saat ini masih cukup baik dibandingkan negara-negara lain. Apalagi, porsi utang Indonesia juga masih terkendali. Ia menyampaikan selama pandemi vrius corona, porsi utang publik masih terjaga di level 38 persen dari GDP.
“(Lengkapnya) nanti kami akan sampaikan. (Tapi kemungkinan defisit) dekati 6 persen,” kata Sri Mulyani. “Situasi Indonesia dibandingkan dengan negara lain relatif lebih baik.”
Seperti yang diketahui lonjakan kasus virus corona semakin tak terkendali dan menyebabkan penuhnya tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) bagi pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit di Tanah Air.
SN 09/Editor