Ditengah keluhan pengusaha garmen tentang kenaikan upah minimum dan meminta diberlakukannya UMPK, ternyata banyak pula perusahaan garmen tumbuh dan meraup keuntungan yang signifikan

(SPN News) Jakarta, Perusahaan di bidang tekstil, PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) optimistis bisa meraih pertumbuhan penjualan hingga akhir tahun sebesar 15%. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, hingga kuartal III-2018, perseroan berhasil mencatat pertumbuhan penjualan sebesar Rp 1,51 triliun naik 38,41% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,09 triliun. Hal tersebut cukup berimbas pada laba tahun berjalan perseroan yang dapat didistribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 2,06 miliar ketimbang periode tahun lalu yang sempat merugi sebesar Rp 2,18 miliar.

Baca juga:  PUAN MAHARANI, DEMO BURUH MERUGIKAN MASYARAKAT LAIN

Adapun komposisinya di kontribusi oleh Garmen dan Spinning. Untuk Garmen, penjualan lokal khususnya pakaian dalam memberi kontribusi sebesar Rp 346,34 miliar, naik 10,48% dari tahun lalu sebesar Rp 313,50 miliar serta ekspor sebesar Rp 222,37 miliar naik 2,99% dari tahun lalu sebesar Rp 215,91 miliar. Sementara dari segmen spinning, penjualan lokal memberi kontribusi sebesar Rp 750,83 miliar naik 87,67% ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 400,09 miliar, sementara ekspor baru memberi kontribusi tahun ini sebesar Rp 1,39 miliar.

Tirta Heru Citra, Direktur PT Ricky Putra Globalindo Tbk mengatakan dengan kinerja ini perseroan masih optimistis untuk mencapai target yang berkisar 15% hingga akhir tahun. “Untuk mencapai target tersebut kami akan tetap konsentrasi menggenjot penjualan lokal dan ekpor serta tidak ada perubahan ke sektor lain,” ujarnya (12/11).

Baca juga:  PHK DI SEKTOR PERBANKAN TIDAK TERHINDARKAN

Sementara untuk laba, kata Tirta perseroan masih akan berusaha mempertahankan bottomline yang sudah diraih per kuartal III hingga akhir tahun 2018. Adapun untuk tahun depan, perseroan menargetkan ada pertumbuhan sekitar 15% baik untuk penjualan maupun laba perseroan.

Dihubungi melalui telepon pengurus PSP SPN PT Ricky Putra Globalindo yang enggan disebutkan namanya hanya berharap agar perusahaan membayar upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak ada lagi upah padat karya di Kabupaten Bogor.

Shanto dikutip dari berbagai sumber/Editor