Gambar Ilustrasi

PTPN akan mengganti kebun teh dan karet menjadi kebun tebu

(SPN News) Jakarta, periode semester I-2020 Indonesia telah mengimpor lebih dari 1 juta ton gula untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, dan meredam kenaikan harga yang sangat drastis pada periode tersebut. Bahkan, pada musim giling tebu yang mulai pada Juni 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia kembali mengimpor gula sebanyak 883,92 ribu ton.

Menurut Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Muhammad Ghani, ketergantungan akan impor untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri memang semakin berat, terutama di tahun 2020 ini.

“Melihat posisi gula nasional yang semakin lebar demand-nya, di mana ketergantungan impor semakin berat,” kata Ghani dalam konferensi pers virtual, (5/8/2020).

Baca juga:  WORKSHOP DAN SEMINAR NASIONAL TENTANG PENGUPAHAN

Untuk itu, pihaknya berupaya untuk mendongkrak produksi gula demi mengurangi ketergantungan impor. Langkah utama untuk mewujudkan itu ialah mengalihkan lahan perkebunan teh dan karet, untuk ditanami tebu. Tak hanya tebu, pihaknya juga mengalihkan lahan tersebut untuk ditanami kelapa sawit.

“Jadi lahan untuk tebu ditambah, lahan untuk sawit ditambah. Jadi lahan untuk karet dikurangi, teh dikurangi, tapi kalau kopi dan kakao itu kecil porsinya. Jadi kita akan kurangi karet dan teh, tapi akan kita perbanyak gula dan sawit,” tegas Ghani.

Saat ini, PTPN menguasai 56.000 hektare (Ha) perkebunan tebu di Indonesia. Targetnya, dengan mengkonversi kebun teh dan karet, lahan perkebunan tebu bisa bertambah menjadi 80.000 Ha.

“Maka PTPN dalam menyusun road map bulan depan pertama-tama kita akan memperluas tanaman, areal gula, dari sekitar 56.000 Ha, kita akan tambahkan menjadi 80.000 Ha,” urainya.

Baca juga:  REPUBLIK BURUH

Selain itu, PTPN juga akan bekerja sama dengan Perum Perhutani dalam mengembangkan perkebunan tebu. Dengan kerja sama itu, targetnya 70.000 Ha lahan hutan yang dimiliki Perhutani dapat ditanami tebu. Sehingga, di tahun 2024 akan tercipta 150.000 Ha perkebunan tebu untuk mendongkrak produksi gula dalam negeri.

“Jadi 5 tahun ke depan kita akan memperluas lahan produksi gula. Kita sedang bekerja sama dengan Perhutani untuk memanfaatkan lahan milik Perhutani, dengan memberdayakan masyarakat di sekitar hutan. Jadi harapannya ada 70.000 Ha di tahun 2024 lahan Perhutani. Jadi totalnya kita akan mendapatkan lahan seluas 150.000 Ha,” tutup Ghani.

SN 09/Editor