Gambar Ilustrasi
Banyak pekerja khususnya pekerja perempuan di pabrik garment yang pasrah harus bekerja tambahan dengan alasan tidak dapat target
(SPN News) Tangerang, (19/03/2020), Wilayah Tangerang terkenal dengan Kota Seribu Industri, dan banyak sektor yang beroperasi di sana. Salah satunya adalah sebuah pabrik garmen yang memiliki pekerja banyak dengan mayoritas pekerja perempuan.
Sore hari menjelang petang, pekerja perempuan pabrik garmen PT X mulai berkerumun menunggu angkutan perkotaan (Angkot) datang menghampiri untuk beranjak pulang ke tempat tinggal mereka. Muka lesu dan capek terlihat di wajah perempuan muda menempati bangku kosong di angkot yang dinaikinya.
Dari perbincangan selama perjalanan, LL nama samaran pekerja pabrik yang banyak memproduksi brand internasional seperti Salomon itu menjawab, dia mengatakan jam pulang kerja seharusnya 1 jam lebih awal, namun kenyataannya molor 1 jam setiap harinya. Tuntutan dari atasan mengejar target produksi menjadi pemicu terjadinya jam molor tersebut.
Dengan terpaksa lebih baik mengikuti perintah atasannya, meskipun kelebihan jam kerja/over time tidak dihitung lembur. Menurutnya, kejadian ini sering terjadi di pabriknya. “Loyalitas Bang, mau bagaimana lagi, nyari kerja susah, 1 jam tiap hari loyalitas, sekarang semua line pabrik disitu harus loyalitas.” ungkap LL nama samaran, saat menjawab pertanyaan.
Lanjutnya, permasalahan terjadi bukan hanya mengenai kelebihan jam kerja saja, tapi masih ada hal lain terkait normatif kerja yang belum sepenuhnya diterapkan disana. Misalnya, status kerja yang masih menggantung tanpa ada kepastian. Yang dilakukannya sekarang ini adalah bagaimana bisa bertahan hidup diperantauan untuk membantu ekonomi keluarganya di kampung, sembari menunggu mendapatkan pekerjaan lebih baik dan layak.
SN 01/Editor